Akustik terdefinisi sebagai bentuk dan
bahan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik
sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek
pasif dari alam. Dalam ilmu kelautan akustik dikenal sebagai Teori tentang
gelombang suara dan perambatannya dalam suatu medium. Akustik memiliki beberapa
konsep dasar yang mendominasi dari sifat akustik itu sendiri, Konsep-konsep
tersebut diantaranya :
- Setiap pantulan akustik (echo) mengandung informasi tertentu.
- Sebagian dari gelombang yang masuk merupakan hal yang diharapkan, dan dikatakan sebagai sinyal.
- Persamaan akustik didasari oleh proporsi antara pantulan yang dikendaki dan pantulan yang tidak diharapkan.
Sebagai
mahasiswa dibidang ilmu kelautan, kita perlu mempelajari akustik. Dalam
pemamfataannya akustik memiliki medium yang luas dalam penerapannya, dalam
istilah akustik kita sering mendengar istilah sonar dan radar, apakah keduanya
dapt dianalogikan sebagai sesuatu yang sama?
Pada dasarnya
sonar adalah parameter yang memanfaatkan gelombang suara atau sound, sedangkan
radar merupakan parameter yang memanfaatkan gelombang radio, jadi keduanyan merupakan
suatu parameter yang memanfaatkan medium yang berbeda, Dalam penerapannya
sistem sonar dapat digunakan untuk tujuan seperti deteksi, klasifikasi, torpedo homing, komunikasi, atau fish finding. tiap tujuan tersebut
memiliki fungsi pembentukan sinyal yang berbeda, begitu juga dengan nilai
performa SNR yang diperoleh. Sebagian dari gelombang yang masuk merupakan hal
yang diharapkan, dan dikatakan sebagai sinyal.
Beberapa
parameter akustik yang biasanya digunakan meliputi :
1. Parameter
oleh alat:
·
Projector source level: SL
·
Self-noise level: NL
·
Receiving directivity index: DI
·
Detection threshold: DT
2. Parameter
oleh medium:
·
Transmission loss: TL
·
Reverberation level: RL
·
Ambient-noise level: NL
3. Parameter
oleh target:
·
Target strength: TS
·
Target source level: SL
jika kita
fokuskan pada sektor kelautan dan perikanan, parameter manakah yang sesuai
dengan medium berdasarkan cepat rambatnya? Tentu saja gelombang suara memiliki
cepat rambat yang lebih besar jika dibandingkan dengan gelombang radio pada
medium air, hal ini terjadi dikarenakan pada medium tersebut gelombang suara
dapat melakukan rambatan yang cepat dan dengan seketika akan memberikan
pantulan jika gelombang tersebut tersentuh oleh suatu benda yang terdapat
didalam air, maka tidak asing jika kita sering mendengar istilah sonar pada
bidang kelautan dan perikanan.
Salah satu
bidang yang memanfaatkan prinsip akustik adalah bidang kelautan dan perikanan.
Pada bidang ini akustik biasanya dimanfaatkan sebagai parameter yang berfungsi
sebagai alat untuk mendeteksi suatu benda dibawah permukaan air dengan
kedalaman tertentu, Hal tersebut didominasi karena mengingat bahwa perambatan
suara sangat cepat pada medium air. Salah satu contoh parameter akustik pada
bidang ini adalah adanya alat berupa pantulan gelombang suara atau dikenal
dengan echosounder, echosounder merupakan suatu instrumen dalam bidang akustik
yang memiliki fungsi sebagai penghasil gelombang suara dan menerima pantulan (echo) yang diberikan oleh objek yang
terkena pulsa akustik yang berfungsi untuk mendeteksi benda dibawah permukaan
air, alat ini bekerja dengan memanfaatkan gelombang suara, yakni dengan
memberikan gelombang suara kedalam laut yang kemudian pantulan dari gelombang
tersebut akan diterima kembali oleh alat tersebut dan diubah dalam bentuk
visual dengan tujuan untuk mengetahui gambaran benda-benda yang terdapat
didaerah dimana diberikan pantulan gelombang suara tersebut. Sebagian dari
gelombang yang masuk merupakan hal yang diharapkan, dan dikatakan sebagai sinyal. Gelombang yang tidak
diharapkan dapat dikatakan sebagai ‘background’.
dalam sonar ‘background’
lebih dikenal sebagai noise.
Echosounder
biasanya memiliki ukuran yang beragam tergantung dari ukuran tempat yang
memanfaatkan system parameter tersebut. Echosounder yang biasa digunakan adalah
echosounder yang dipakai oleh para nelayan untuk mendeteksi lokasi ikan untuk
kemudian dapat menetukan lokasi penangkaapan ikan dengan data visual berupa
gambaran kerumunan ikan yang didapat dari echosunder tersebut atau dikenal dengan
istilah echogram. Echosounder memiliki empat bagian utama. Disamping itu juga
terdapat time base:
1. Time base: berfungsi membentuk ciri pulsa dengan
frekuensi (f) dan pulse duration (t) untuk memicu transduser
2. Transmitter:
Memproses sinyal yang diperoleh dari pulse
former. Pulsa tersebut dibangkitkan oleh oscilator yang kemudian
diperkuat oleh power amplifier sampai beberapa ratus watt atau beberapa ribu
watt. Tingkat power ini diusahakan untuk selalu konstan.
3. Transduser:
berfungsi untuk mengubah (transform) energi listrik menjadi energi suara saat
akan dipancarkan. Serta merubah kembali energi suara yang diterima menjadi
energi listrik.
4. Receiver:
sinyal atau echo yang kembali harus diperkuat hingga beberapa ribu kali sebelum
akhirnya diproses lebih lanjut. Hal ini dikarenakan sinyal yang diterima sangat
lemah. Penguatan dilakukan oleh amplifier.
5. Diplay-recorder:
disini, echo yang tertangkap dapat ditampilkan dalam osciloscope, kertas
grafik, atau pita recorder. Namun saat ini echo sudah dapat langsung direkam
dalam CPU.
PIC: Perangkat sederhana akustik
PIC: Portable echosounder
PIC: Mekanisme kerja perangkat akustik
PIC: Batimetri laut yang sedang di pancarkan gelombang akustik