Minggu, 15 Juli 2012

APA ITU "MARINE ACOUSTIC" ???

Akustik terdefinisi sebagai bentuk dan bahan yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari alam. Dalam ilmu kelautan akustik dikenal sebagai Teori tentang gelombang suara dan perambatannya dalam suatu medium. Akustik memiliki beberapa konsep dasar yang mendominasi dari sifat akustik itu sendiri, Konsep-konsep tersebut diantaranya :
  1. Setiap pantulan akustik (echo) mengandung informasi tertentu.
  2. Sebagian dari gelombang yang masuk merupakan hal yang diharapkan, dan dikatakan sebagai sinyal.
  3. Persamaan akustik didasari oleh proporsi antara pantulan yang dikendaki dan pantulan yang tidak diharapkan.
Sebagai mahasiswa dibidang ilmu kelautan, kita perlu mempelajari akustik. Dalam pemamfataannya akustik memiliki medium yang luas dalam penerapannya, dalam istilah akustik kita sering mendengar istilah sonar dan radar, apakah keduanya dapt dianalogikan sebagai sesuatu yang sama?
Pada dasarnya sonar adalah parameter yang memanfaatkan gelombang suara atau sound, sedangkan radar merupakan parameter yang memanfaatkan gelombang radio, jadi keduanyan merupakan suatu parameter yang memanfaatkan medium yang berbeda, Dalam penerapannya sistem sonar dapat digunakan untuk tujuan seperti deteksi, klasifikasi, torpedo homing, komunikasi, atau fish finding. tiap tujuan tersebut memiliki fungsi pembentukan sinyal yang berbeda, begitu juga dengan nilai performa SNR yang diperoleh. Sebagian dari gelombang yang masuk merupakan hal yang diharapkan, dan dikatakan sebagai sinyal.

Beberapa parameter akustik yang biasanya digunakan meliputi :
1. Parameter oleh alat:
·         Projector source level: SL
·         Self-noise level: NL
·         Receiving directivity index: DI
·         Detection threshold: DT
2. Parameter oleh medium:
·         Transmission loss: TL
·         Reverberation level: RL
·         Ambient-noise level: NL
3. Parameter oleh target:
·         Target strength: TS
·         Target source level: SL

jika kita fokuskan pada sektor kelautan dan perikanan, parameter manakah yang sesuai dengan medium berdasarkan cepat rambatnya? Tentu saja gelombang suara memiliki cepat rambat yang lebih besar jika dibandingkan dengan gelombang radio pada medium air, hal ini terjadi dikarenakan pada medium tersebut gelombang suara dapat melakukan rambatan yang cepat dan dengan seketika akan memberikan pantulan jika gelombang tersebut tersentuh oleh suatu benda yang terdapat didalam air, maka tidak asing jika kita sering mendengar istilah sonar pada bidang kelautan dan perikanan.
 
Salah satu bidang yang memanfaatkan prinsip akustik adalah bidang kelautan dan perikanan. Pada bidang ini akustik biasanya dimanfaatkan sebagai parameter yang berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi suatu benda dibawah permukaan air dengan kedalaman tertentu, Hal tersebut didominasi karena mengingat bahwa perambatan suara sangat cepat pada medium air. Salah satu contoh parameter akustik pada bidang ini adalah adanya alat berupa pantulan gelombang suara atau dikenal dengan echosounder, echosounder merupakan suatu instrumen dalam bidang akustik yang memiliki fungsi sebagai penghasil gelombang suara dan menerima pantulan (echo) yang diberikan oleh objek yang terkena pulsa akustik yang berfungsi untuk mendeteksi benda dibawah permukaan air, alat ini bekerja dengan memanfaatkan gelombang suara, yakni dengan memberikan gelombang suara kedalam laut yang kemudian pantulan dari gelombang tersebut akan diterima kembali oleh alat tersebut dan diubah dalam bentuk visual dengan tujuan untuk mengetahui gambaran benda-benda yang terdapat didaerah dimana diberikan pantulan gelombang suara tersebut. Sebagian dari gelombang yang masuk merupakan hal yang diharapkan, dan dikatakan sebagai sinyal. Gelombang yang tidak diharapkan dapat dikatakan sebagai ‘background’. dalam sonar ‘background’ lebih dikenal sebagai noise.

Echosounder biasanya memiliki ukuran yang beragam tergantung dari ukuran tempat yang memanfaatkan system parameter tersebut. Echosounder yang biasa digunakan adalah echosounder yang dipakai oleh para nelayan untuk mendeteksi lokasi ikan untuk kemudian dapat menetukan lokasi penangkaapan ikan dengan data visual berupa gambaran kerumunan ikan yang didapat dari echosunder tersebut atau dikenal dengan istilah echogram. Echosounder memiliki empat bagian utama. Disamping itu juga terdapat time base:

1.   Time base: berfungsi membentuk ciri pulsa dengan frekuensi (f) dan pulse duration (t) untuk memicu transduser
2.  Transmitter: Memproses sinyal yang diperoleh dari pulse former. Pulsa tersebut dibangkitkan oleh oscilator yang kemudian diperkuat oleh power amplifier sampai beberapa ratus watt atau beberapa ribu watt. Tingkat power ini diusahakan untuk selalu konstan.
3.  Transduser: berfungsi untuk mengubah (transform) energi listrik menjadi energi suara saat akan dipancarkan. Serta merubah kembali energi suara yang diterima menjadi energi listrik.
4.   Receiver: sinyal atau echo yang kembali harus diperkuat hingga beberapa ribu kali sebelum akhirnya diproses lebih lanjut. Hal ini dikarenakan sinyal yang diterima sangat lemah. Penguatan dilakukan oleh amplifier.
5.    Diplay-recorder: disini, echo yang tertangkap dapat ditampilkan dalam osciloscope, kertas grafik, atau pita recorder. Namun saat ini echo sudah dapat langsung direkam dalam CPU.




PIC:  Perangkat sederhana akustik



PIC: Portable echosounder




PIC: Mekanisme kerja perangkat akustik



PIC: Batimetri laut yang sedang di pancarkan gelombang akustik

Senin, 02 Juli 2012

Pantai Nipah, Pulo Aceh


KEINDAHAN PULAU TERAS INDONESIA

PROFIL
Pulo Aceh merupakan salah satu Pulo terluar yang terdapat di NKRI, tepatnya di Pulo Sumatra, dan lebih khususnya terletak berdampingan dengan Pulo Sabang, Aceh. Kecamatan Pulo Aceh adalah salah satu dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Besar dan merupakan satu-satunya kecamatan kePuloan di Kabupaten Aceh Besar, yang terbentuk berdasarkan PP No 5 tahun 983 dengan ibu kota LAMPUYANG. Selanjutnya berdasarkan UU nomor 37 tahun 2000 Kecamatan Pulo Aceh juga Termasuk dalam Wilayah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang. Pulo ini terdiri dari dua Pulo yang terpisah yang berjarak sekitar 200 meter, yakni Pulo Nasi dan Pulo Breuh. Pulo Breuh sendiri memiliki potensi yang tak diragukan, dengan bentangan alam yang sangat memukau. Pulo ini memiliki beberapa potensi pantai, yakni pantai pasie lambaro, pantai balue, pantai meulingge, pantai alue raya, pantai rinoen, dan beberapa tempat menarik lainnnya. Selain itu Pulo tersebut juga memiliki potensi perikanan yang tak kalah produktifnya, beberapa masyarakat telah serius mengelola keramba jaring apung (KJA) dengan potensi Ikan karang, lobster dan penangkaran penyu yang dewasa ini mulai di kembangkan.




 PIC: Pemandangan dermaga pantai lamteng, Pulo Nasi

GEOGRAFIS
Luas wilayah Kecamatan Pulo Aceh mencapai 240,75 Km2 yang terdiri dari 3 buah kemukiman yaitu Kemukiman Pulau Nasi, kemukiman Pulau Breuh Seulatan dan Kemukiman Pulau breuh Utara serta terdiri dari 17 Gampong.
Adapun batas Wilayah Pulo Aceh adalah sebagai berikut :
1.       Sebelah UTARA berbatasan dengan SELAT MALAKA
2.       Sebelah SELATAN berbatasan dengan Kecamatan PEUKAN BADA
3.       Sebelah TIMUR berbatasan dengan SELAT BENGGALA
4.       Sebelah BARAT berbatasan dengan SAMUDERA INDIA
Pulau-pulau dalam gugus kepulauan Pulo Aceh terdidi sepuluh Pulau, 3 (tiga) Pulau berpenduduk dan 7 (tujuh ) pulau lainnya tidaak berpenghuni diantaranya, PULAU JROEH, PULAU TENGKURAK, PULAU TUAN DI PAYED, PULAU U, PULAU SIDOM, PULAU GEUPON dan PULAU LHEE BLAH.



 PIC: Suasana Pantai Deudak yang sangat masih sangat alami

WISATA SEJARAH
Selain wisata alam Pulo Aceh juga memiliki potensi wisata sejarah berupa Kuburan Raja Kandang dari keturunan Sulthan Iskandar Muda dan salah satu Mercusuar tertua di Indonesia tahun 1872, dimana pada masa kejayaan pelayaran dan perdagangan Sabang, Pulo Aceh telah member kontribusi sebagai wilayah pengendali pelayaran dan Navigasi   bagi Sabang baik  Pelayaran Nasional maupun Internasional.

Pulo Nasi yakni salah satu Pulo pertama yang akan di jumpai ketika anda berkunjung ke Pulo aceh. Pulo ini juga memiliki potensi wisata dan biota yang sangat menarik untuk di kunjungi, dan tak kalah menariknya jika anda ingin melakukan surfing pada sisi luar Pulo ini, ombak yang terdapat pada sisi luar lebih besar dan sangat cocok jika dimafaatkan untuk melakukan aktifitas olah raga surfing, jika anda ingin melihat biota laut lainnya seperti penyu dan pari, anda juga dapat mengunjungi pantai lamteung, Pantai nipah, Pasie raya, Mata Ie, pantai deudak, dan Pasie caneng. Akan sangat banyak pantai yang tertulis jika saya menyebutkan semuanya, hal itu karena Pulo ini merupakan surga bagi pecinta laut.

PANTAI NIPAH
Pantai nipah merupakan salah satu pantai yang terdapat di Pulo nasi dan mulai di kembangkan oleh beberapa komunitas pecinta alam dan penduduk lokal yang ada di daerah ini. Bapak Ir. Fauzi Daud  yang merupakan pelopor dari “Visit Pulo Nasi” berinisiatif dalam pembangunan Pantai Nipah yng berbasis wisata tanpa melangkahi nilai norma dan adat istiadat masyarakat yang ada. Gagasan beliau telah di aplikasikan dalam kegiatan rapat kerja Pemuda Nipah untuk menjaga kedaulatan Pulo Aceh sebagai Pulo terluar Indonesia. Pantai ini memiliki potensi eko wisata yang berbasis lingkungan, keindahan alam, serta putih yang berkhasiat merefleksikan diri. Pasir ini terhampar melalui pantai yang luas dan panjang yang di kenal dengan Pantai Nipah, memiliki panjang garis pantai sekitar dari 1 Km. pantai ini terletak pada bagian sisi dalam Pulo nasi, sehingga bentuk pantai Landai tegak lurus garis pantai (freenging reef).

Minggu 1 juli 2012, masyarakat Pulo nasi melakukan rapat kerja pemuda dalam mempersiapkan pengembangan potensi Pulo Nasi melalui pertemuan pemuda sebagai langkah awal dalam membangun dan memanfaatkan potensi Pulo nasi yang berkelanjutan.  Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memulai langkah baru untuk membentuk Pulo aceh yang lebih baik khususnya Pulo nasi dan juga menjadi salah satu lokasi objek wisata terbaik di Sumatra.



  PIC: Pantai Nipah dan komunitas partisipan peduli Pantai Nipah


Ref: http://nipahbeach.blogspot.com/

Sabtu, 02 Juni 2012

SEJARAH KAPAL SELAM TERBESAR DI DUNIA

Sejarah kapal selam terbesar di dunia 2011 merupakan postingan gabungan yang membahas tentang sejarah kapal selam dan kapal selam terbesar di dunia. Sejarah kapal selam pertama di dunia ditemukan oleh Seorang penemu dari Nuremberg di Jerman bernama Keyser tahun 1465 dilaporkan sudah merancang sebuah perahu yang dapat menyelam dalam air. Namun yang secara sadar merancang sebuah kapal yang menyelam untuk menghindari musuh adalah seorang inggris yang kreatif, William Bourne. Pada tahun 1578 dia membuat rencana kapal selam dengan cukup rinci. Dilengkapi dengan tangki-tangki (ballast) yang dapat di isi air dan di kosongkan lagi untuk mengapung. Namun rancangan ini tidak mewujudkan secara nyata, melainkan hanya di tuangkan dalam buku Inventions of Devices. Padahal sistem tanki balas tersebulah yang di kemudian hari menjadi suatu kunci terpenting pada kapal selam.
gambar kapal selam pertama di dunia



Dalam perkembangan sejarah kapal selam di dunia Seorang investor Belanda bernama Cornelius Drebbel, 50 tahun kemudian memberanikan diri mewujudkan sebuah kapal selam yang berbentuk seperti dua perahu yang di susun yang di tutup dengan kulit agar kedap air. Lubang-lubang dayungannya juga dibuat sedemikian rupa sehingga tidak kemasukan air . Drebbel tidak menggunakan sistem ballast kapal, melainkan dengan pemberat biasa seperti besi agar perahunya menyelam. Pada 1620 ia mendemokan kapal selam di sungai Themes di London, dan konon di situ ia dikabarkan telah memakai pipa dan katup untuk memasukkan udara bersih ke kabin dan mengeluarkan udara kotor. Sehingga ia merupakan perintis pemakaian schnorkel, alat kapal selam modern yang di temukan juga oleh orang Belanda tiga abad kemudian, Adapula orang Prancis, de Son yang membantu membuat kapal selam untuk membantu Belanda dalam perang dengan inggris tahun 1652-54. Kapalnya di buat di Rotterdam, diperkuat dengan tombak-tombak besi di tabrakkan ke kapal musuh. De Son mengkalim kapalnya mampu mengaramkan 100 kapal musuh setiap harinya dan dapat mencapai kepulawan jajahan belanda di Indonesia hanya dalam enam pekan saja, Namun kenyataannya, kapal tersebut tidak mampu bergerak dan hanya menjadi tontonan saja.



Selang 30 tahun kemudian dalam sejarah kapal selam, seseorang pastor Italia Giovanni Alfonso Borelli  pada 1680 juga merancang kapal selam yang di gerakkan dengan dayung dan memakai kantung-kantung pengapung dari kulit kambing . Pastor itu merancang kapal karena sebagai ilmuan ia ingin mengamati kehidupan dalam laut dengan kapalnya. Namun rancangan itu tetap tinggal di atas kertas, dan baru mewujud ketika orang inggris, Nethaniel Symons mengkopinya tahun 1747 dan menguji perahunya di S. Themes. Laporan pada masa itu menyebutkan kapal ini mampu bertahan di dalam air selama 45 menit. 

Seorang pembuat kapal Inggris lainnya bernama kapalnya Day pada 1773 berhasil menyelamkan kapalnya sedalam 30 kaki. Ia memakai pemberat batu yang dapat di lepas dari dalam kapal. Setahun kemudian ia mencoba lagi di perairan yang lebih dalam, Day bersama awaknya menyelamkan kapal mereka pada kedalaman 132 kaki tanpa memperhitungkan bahaya tekanan air yang makin dalam. Kapal beserta awaknya tidak muncul kepermukaan, dan usaha untuk menolong mereka gagal karena cuaca lalu memburuk. Di duga kapal selam Day tergencet tekanan air, dan ini merupakan kecelakaan fatal pertama sejarah kapal selam.





Dalam perjalanan sejarahnya yang sudah cukup panjang tadi, penggunaan kapal selam dengan tujuan militer untuk menenggelamkan kapal musuh, pertama kali di uji coba pada 1776 oleh seorang pejuang kemerdekaan Amerika, David Bushnel. Lawannya adalah AL Kerjaan Inggris yang paling kuat di dunia. Tatkala Revolusi Amerika dimulai pada tahun itu, Inggris pun dengan kekuatan lautnya memblokade Amerika. Untuk menebus dan melawan blokade itulah Bushnell membuat kapal selam yang dinamainya Turtle. Kapal selam kecil ini direncanakan untuk menyerang musuh dengan mendekatinya dari dalam air, lalu melekatkan peledak pada tubuh kapal lawan. Dengan memicu pemicu  ledak setelah 30 menit bom itu dilekatkan, diharapkan kapal selam kecil itu sudah menghindar cukup jauh apabila musuh mengejarnya.

Pada bulan Agustus 1776, kapal selam yang diawaki Sersan Ezra Lee tersebut di tugaskan untuk menyerang kapal perang Inggris HMS Eagle yang di lengkapi dengan 64  pucuk meriam, yang merupakan kapal bendera Laksamana Earl Howe. Kapal Perang ini bertugas memblokade New York. Namun Ezra merupakan orang pertama dalam sejarah yang menyerang musuh dengan kapal selam, tidak begitu beruntung. Karena orang inggris keburu mengetahui dan mengejarnya dengan sekoci. Ezra pun melepaskan peledaknya dan bom itu meletus di depan para pengejarnya sehingga Ezra berhasil Lolos. Dua kali percobaan menyerang dengan kapal selam dilakukan lagi, tetapi gagal semua. Pada perang Inggris lawan Amerika tahun 1812-13, Bushnell mencoba menyerang lagi dengan dengan Turtle yang telah di tingkatkan. Sasaran kali ini frigat inggris HMS Ramillies yang berada di perairan Connecticut. Awak kapal selam ini berhasil merapat di bawah kapal inggris itu dan berusaha melubangi lunasnya untuk menempatkan peledak.
pada saat ini tahun inggris akan meluncurkan kapal selam terbarunya, Kamis (16/12/10) di Barrow-in-Furness di Cumbria. Kapal selam berbiaya 1,2 miliar poundsterling atau sekitar Rp 22,5 triliun itu diklaim sebagai kapal selam terbesar Inggris di dunia. Kapal selam bernama Ambush ini memiliki ukuran 50 persen lebih besar dari pendahulunya, Swiftsure dan Trafalgar. Panjangnya lebih kurang 291 kaki, setara dengan panjang lapangan sepak bola. menjadikan kapal selam airbush sebagai kapal selam terbesar di dunia. Berikut adalah gambar kapal selam terbesar di dunia 2011 (kapal selam Ambush):









Hebatnya, kapal selam terbesar ini mampu mengubah air laut menjadi oksigen dan air tawar sehingga mampu mempertahankan 98 kru-nya tetap hidup. Selain itu, kapal selam ini juga nyaris tak bersuara sehingga tak mudah dideteksi musuh. Sonar dan radar kapal selam Ambush bisa mendeteksi kapal lain yang berjarak 3.000 nautikal mil (5.556 kilometer). Jadi, jika berada di wilayah laut yang memisahkan Inggris dengan Perancis, kapal selam ini bisa mendeteksi kapal yang berada di New York, AS.

Kapal selam ini tak butuh pengisian ulang bahan bakar dan bisa menyerang menggunakan misilnya hingga sejauh 1.000 mil (1.609 kilometer). Yang terhebat, misi kapal selam biasanya hanya 10 minggu, tetapi secara teori kapal selam ini bisa bertahan di dalam air tanpa perlu muncul ke permukaan seumur hidupnya, 25 tahun. Ambush nantinya akan membawa 38 misil, yakni misil penjelajah Tomahawk yang punya daya jelajah hingga 1.240 mil (1.996 kilometer). Selain itu, kapal selam ini juga akan dilengkapi dengan torpedo kelas berat untuk menghancurkan kapal dan kapal selam lain.

Mesinnya yang bertenaga nuklir bisa menggerakkan kapal dengan kecepatan hingga 20 knot, memungkinkan kapal menempuh jarak 500 mil (805 kilometer) sehari. Saking besarnya, energi nuklirnya dikatakan bisa menghidupi seluruh kota Southampton. Ambush akan diluncurkan dan dinamai secara resmi oleh Lady Anne Soar, istri Kepala Panglima Angkatan Laut Sir Trevor Soar. Selanjutnya, kapal selam berukuran 7.400 metrik ton ini akan diujicobakan. Sekadar diketahui, kapal selam ini bisa membawa 98 kru. Selain itu, Ambush juga dilengkapi gudang yang bisa menyimpan makanan untuk kebutuhan selama tiga bulan, terdiri dari 18.000 sosis dan 4.200 bungkus sereal Weetabix.

Minggu, 27 Mei 2012

Aksi Hijau Warnai Pantai Ulee Lheue

Mahasisiwa dan mahasisiwi Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Syiah Kuala kembali melakukan aksi hijaunya sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat pada hari minggu kemarin, 27 Mei 2012. Kali ini mahasiswa/i yang sedang menuntut ilmu dengan sumber daya terbesar di Indonesia ini melakukan aksi hijaunya di sepanjang pantai wisata ulee lheue, Banda Aceh.

Kegiatan ini sejalan dengan aktifitas praktikum mata kuliah Ekologi Laut Tropis, yang merupakan salah satu matakuliah wajib yang mempelajari tentang ekologi yang terdapat di laut khususnya wilayah tropis. Mata kuliah yang di tenggarai oleh dosen Master ini mencangkup beberapa materi diantaranya ekosistem mangrove dan tingkat persentase jumlah sampah yang ada di daerah wisata pantai ulee lheue.

Pic1: Mahasiswa/i JIK sedang mengutip sampah melalui bentangan rol meter (foto: Samsul Bahri)


Yap…!!! sambil menyelam minum air, itulah gagasan yang muncul dari para pecinta lingkungan dan laut ini. Tak hanya mengambil data tutupan sampah dan membuat laporan kegiatan, mereka juga sembari membersihkan sampah yang terdapat di pantai ini. Hal ini merupakan suatu bentuk positif dari kepedulian pemuda aceh yang dewasa ini sudah sangat minim akan kesadaran terhadap penting kepedulian terhadap lingkungan.

Adalah Fauca K Ramadhan yang menjadi salah seorang assisten praktikum mata kuliah ini menegaskan bahwa “perlunya pembenahan akan kesadaran masyarakat akan lingkungan, dan peran kita sebagai golongan akdemisi yang sedikit lebih faham akan hal tersebut perlu memberikan contoh dan dampak dalam bentuk nyata kepada masyarakat, hal ini di karenakan dapat memberikan penyadaran secara tidak langsung kepada masyarakat memalui aksi yang kita jalankan bersama, dan sebagai pihak akademisi hal ini sangat penting dilakukan, terutama kepada pihak pelajar muda yang memliki semangat yang lebih membara”

Dalam kondisi badai sekalipun terlihat antusisme pelajar ini sangat tinggi, dimana mereka tetap melakukan aktifitasnya meski sedang di landa cuaca yang cukup berangin dan hujan gerimis. Rian Alfian sebagai salah seorang mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam praktikum ini sangat berperan dalam suskesnya kegiatan praktikum ini, dimana dia telah mempersiapkan alat dan bahan yang di butuhkan serta transportasi yang memadai untuk mengangkut sampah ke laboratorium JIK guna untuk mengklasifikasi jenis sampah agar dapat di timbang beratnya dan di hitung jumlahnya.

Pic2: Salah seorang mahasiswa JIK yang sedang mengutip sampah di bawah awan mendung (foto: Samsul Bahri)

Samsul Bahri sendiri sebagai Koordinator praktikum ini berpendapat bahwa “hal semacam ini perlu di lakukan guna untuk meningkatkan kepedulian generasi muda akan kebersihan lingkungan dan agar lebih faham bagaimana membuat suatu hal yang bersifat positif dapat di jadikan sebagai pelaporan dalam bentuk jurnal atau karya tulis agar masyarakat luar mendapatkan informasi yang telah kita lakukan dan juga tau bagaimana kondisi lingkungan kita melalui data laporan statistik maupun penjelasan yang kita buat, dari situlah mereka mengenal daerah dan sama halnya seperti mempromosikan aset yang kita miliki hal ini sangat penting guna membentuk karakter saintis yang peka dan informatif serta kreatif”.

Pic3: Foto bersama setelah melakukan kegiatan praktikum (foto: Samsul Bahri)

Pic4: Tumpukan sampah yang telah di kumpulkan dan di pisahkan berdasarkan jenisnya (foto: Samsul Bahri)

Pic5: Salah satu bangunan tempat berdagang yang tidak di gunakan lagi terlihat masi kokoh di pinggir pantai 
(foto: Samsul Bahri)

Kamis, 24 Mei 2012

Kebenaran Ilmiah "Misteri Segitiga Bermuda"


Segitiga Bermuda

Tempat yang menakutkan ini biasa di sebut Limbo the Lost, Twilight Zone, atau Kerajaan Setan, Segitiga Setan, dan Kepulauan Setan, namun yang paling tenar adalah
“Segitiga Bermuda”
"Fenomena ini dipicu banyaknya kapal dan pesawat yang hilang secara misterius. Pertama diketahui tenggelamnya kapal HMS Rosalie pada tahun 1840. Kemudian The Mary Celeste salah satu misteri terbesar lenyapnya kapal di segitiga bermuda di tahun 1872. Kisah lainnya adalah sebuah kapal berbendera Inggris, Atalanta, pada 1880 kapal yang ditumpangi tiga ratus kadet dan perwira AL Inggris itu raib di sana tanpa jejak secuilpun. Hilangnya kapal induk USS Cyclops pada tahun 1918, yang hingga saat ini jadi misteri terbesar dalam sejarah Angkatan Laut Amerika Serikat, padahal sebelum keberangkatannya menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali. Tahun 1938 HMS Anglo Australian juga menghilang tanpa diketahui jejaknya sepanjang tahun".
"Mengejut lagi tahun 1945 Penerbangan 19 yang merupakan kesatuan angkatan udara terdiri dari lima pesawat pembom angkatan laut Amerika Serikat tiba-tiba menghilang setelah mengirimkan laporan mengenai gejala pandangan yang aneh, para pilot sempat meminta pertolongan lewat radio namun mereka raib. Setelah itu, dikirimkan regu penyelamat untuk menjemput penerbangan tersebut, namun tidak hanya pesawat Penerbangan 19 yang belum ditemukan, regu penyelamat juga ikut lenyap. Lalu tahun 1952 Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang. Di tahun 1962 US Air Force KB-50 yaitu sebuah kapal tanker lenyap tanpa bekas. Kemudian hilangnya pesawat transpor C-119 Flying Boxcar pada 7 Juni 1965 Pesawat tambun mesin ganda milik AU AS bermuatan kargo dengan 10 awak ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanan tak ada yang mencurigakan, kerusakan teknispun tak pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah sampai tujuan".
"Keajaiban terjadi lagi, tanggal 23 Maret 1973. Kapal Jerman, bernama Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru. Tahun 1976 SS Sylvia L. Ossa lenyap dilautan 140 mil sebelah barat Bermuda. 1978 Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902 menghilang setelah lepas landas dan kontak radio terputus. Hingga hilangnya Kapal Freighter Genesis setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent pada tahun 1999. Sungguh mencekam".
Ada yang menghubung-hubungkan Segitiga Bermuda dengan kota Atlantis yang hilang karena ditemukan piramida di dasar laut Segitiga Bermuda. Juga menyebut bahwa segitiga adalah lorong waktu. Selain itu, lokasi Segitiga Bermuda sebagai pusat bertemunya antara arus air dingin dari Amerika Utara dengan arus air panas dari Afrika. Lalu diyakini Samudera Atlantik sebagai istana setan. Berikut juga opini tentang daerah Segitiga Bermuda memiliki medan gravitasi, yang menyebabkan alat navigasi tak bisa bekerja. Beredar juga teori, bahwa kapal dan pesawat itu diculik oleh UFO karena melintas di pangkalannya.


Berikut teori-teori menghubungkan Keangkeran Misteri Segitiga Bermuda :
Teori Gempa laut dan serangan gelombang besar. Gesekan dan goncangan di dasar Lautan Atlantik menghasilkan gelombang dahsyat dan seketika kapal2 menjadi hilang kendali dalam beberapa detik saja.

Segitiga Bermuda

Teori Gravitasi (anomali magnetik graviti). Segitiga bermuda terdapat elektromagnet yang besar. Hingga setiap pesawat atau kapal melintas alat navigasi mereka samasekali tidak berfungsi. Adanya sumber magnet terbesar di bumi yang tertanam di bawah Segitiga Bermuda, sehingga logam berton-tonpun dapat tertarik ke dalam.

Segitiga Bermuda

Gas Metana. Adanya gas methana di wilayah perairan tersebut. Teori ini dipublikasikan pertama kali tahun 1981 oleh Badan Penyelidikan Geologi Amerika Serikat. Teori ini berhasil diuji coba di laboratorium dan hasilnya memuaskan beberapa orang tentang penjelasan yang masuk akal seputar misteri lenyapnya pesawat-pesawat dan kapal laut.


Teori lubang ruang waktu (Lorong Waktu) yg menyedot hilang semua materi, seperti black hole (lubang hitam) yg ada diangkasa. Mungkin dikawasan ini terdapat sebuah gangguan atmosfir di udara berupa lubang di langit. Ke lubang itulah pesawat terbang masuk tanpa sanggup untuk keluar lagi. Dari misteri “Lubang di Langit” ini membentuk sebuah teori tentang adanya semacam perhubungan antara dunia dengan dimensi lain.

Segitiga Bermuda

Teori pusaran air (Blue Hole). Air bercahaya putih itulah penyebabnya. Didaerah segitiga maut Bermuda konon di dasar lautnya terdapat semacam lubang/gua, dulu gua ini memang sungguh ada, tetapi setelah jaman es berlalu, gua ini tertutup. Arus didalamnya sangat kuat dan sering membuat pusaran yang berdaya hisap. banyak kapal-kapal kecil atau manusia yang terhisap ke dalam blue hole itu tanpa daya.

Segitiga Bermuda 

Misteri Makhluk Sargasso. Misteri lain adalah Makhluk Laut Sargasso, yang bukan semata-mata khayalan. Di Lautan Sargasso, banyak kapal yang tak pernah sampai ke tujuannya dan terkubur di dasar laut. Luas Laut Misteri Sargasso ini 3650 km untuk panjang dan lebarnya 1825 km, dan di sekelilingnya mengalir arus yang kuat sekali, sehingga membentuk pusaran yang sangat luas.

Misteri Segitiga Bermuda

Teori Piring Terbang (UFO). Ada hubungan antara munculnya piring terbang dg raibnya kapal dan pesawat diwilayah tsb.Ada yang mengatakan Segitiga Bermuda adalah markas besar UFO di bumi ini. sehingga kendaraan apapun yang melewati daerah teritorial tersebut akan terhisap dan diculik.

Misteri Segitiga Bermuda

Teori Tempat tenggelamnya Benua Atlantis. Segitiga Bermuda pusat Pemerintahan kota Atlantis yg tenggelam ribuan tahun yg lalu, dan menjadi tempat terangker di Dunia.

Misteri Segitiga Bermuda

Inilah kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam semesta dan juga dengan segala misterinya Mungkinkah Misteri Segitiga Bermuda akan terungkap jawabannya seiring dengan waktu atau akan tetap menjadi misteri hingga akhir zaman.

Sumber: http://www.mentari.biz/misteri-segitiga-bermuda.html

Selasa, 22 Mei 2012

METODE TRANSPLANTASI TERUMBU KARANG

A. Terumbu Karang

Luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia mencapai lebih dari 60.000 km2 yang tersebar di perairan kawasan barat hingga timur Indonesia (Walters, 1994 dan Suharsono, 1998). Namun, saat ini terumbu karang secara terus menerus mendapat tekanan berat akibat berbagai aktivitas manusia baik di darat maupun di laut. Cara-cara penangkapan yang menggunakan bahan peledak, bahan kimia beracun masih banyak dijumpai di beberapa daerah. Disamping itu pengambilan terumbu karang untuk bahan bangunan terus meningkat, sejalan dengan meningkatnya laju pembangunan. Begitu pula halnya dengan pembangunan industri dan limbah rumah tangga serta pencemaran minyak juga mengancam kelestarian terumbu karang. Disisi lain kesadaran masyarakat masih rendah terhadap masalah pelestarian atau konservasi sumber daya yang mengakibatkan semakin menambah sulitnya pengelolaan sumber daya terumbu karang secara rasional.
Dalam upaya menanggulangi masalah tersebut khususnya dalam rangka memulihkan kemabli fungsi dan peranan ekosistem terumbu karang sebagai habitat biota laut, perlu segera diambil tindakan nyata untuk menjaga kelestarian ekosistem karang melalui upaya rehabilitasi sumber daya karang yang sudah mengalami kerusakan. Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan melalui transplantasi karang.
Teknologi transplantasi karang (Coral transplantation) adalah usaha mengembalikan terumbu karang melalui pencangkokan atau pemotongan karang hidup untuk ditanam di tempat lain atau di tempat yang karangnya telah mengalami kerusakan, bertujuan untuk pemulihan atau pembentukan terumbu karang alami.

B.     Metode Transplantasi Karang
Dewasa ini metode yang di gunakan untuk membuat media transplantasi karang cukup banyak, namun dalam hal ini kami menggunakan metode yang relatif mudah dan tingkat efesiensinya tinggi sehingga lebih efektif dalam proses pembuatan dan aplikasinya,


Adapun metode yang kami gunakan adalah dengan menggunakan media substrat semen (cor) dan pipa paralon sebagai tempat di ikatkannya sampel yang akan di transplantasikan, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Dari beberapa alternatif metode transplantasi karang yang ada, metode jaring substrat memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode lainnya, yaitu:
  • Lebih kokoh dan kuat
  • Cocok untuk obyek penelitian
  • Cocok untuk karang bercabang
  • Bernilai ekonomis dan efektif
  • Tahan lama dan ramah lingkungan
Alat dan bahan transplantasi karang :
  • Peralatan scuba
  • Jangka sorong (skala 0,01 cm)
  • Peralatan ukur kualitas air
  • Pemotong karang
  • Alat dokumentasi bawah air
  • Sampel karang hidup
  • Wadah sampel
  • Label tahan air
  • Kawat baja
  • Pipa paralon
  • Substrat semen
  • Sarana transportasi laut

C.    Substrat
Substrat berfungsi sebagai tempat penempelan bibit karang. Substrat yang digunakan terdiri dari beberapa alternatif, yaitu jenis substrat konkrit, yakni terbuat dari semen cor dengan ukuran 5x1 meter. Pada sisi atas semen yang telah di cor akan di bentuk tiang pengikat sampel karang, namun di bentuk dengan rangkaian tulisan “Rrueng Raya” (nama daerah transplan) untuk menambah nilai estetika, dimana pola rangkaian di buat dengan kawat baja. Penempatan substrat didasar perairan disesuaikan dengan kondisi dasar perairan.

Contoh bentuk frame dari besi dan substrat
Penyiapan lokasi rehabilitasi dilakukan dengan tujuan meningkatkan peluang anakan karang untuk hidup dilokasi yang akan direhabilitasi menjadi lebih terjamin. Tahapan yang dilakukan adalah :
  • Mengurangi dan atau menghentikan penyebab rusaknya terumbu karang di lokasi tersebut.
  • Membersihkan sampah plastik, organik, dan material lain yang dapat mengganggu pertumbuhan karang.


D.    Bibit (Fragmen Karang)
Pengambilan bibit dari alam perlu diperhatikan, antara lain :
  • Mengurangi dan atau menghentikan penyebab rusaknya terumbu karang di lokasi tersebut.
  • Tidak merusak koloni induk.
  • Sistem perwakilan plot kurang lebih 10% per plot.
  • Sesuai dengan MSY (potensi) di alam/lokasi.
  • Pengangkutan bibit dilakukan di dalam air dan dilaksanakan dengan hati-hati.
Pada pengikatan bibit pada substrat, perlu diperhatikan :
  • Pengangkutan bibit dilakukan di dalam air dan dilaksanakan dengan hati-hati.
  • Pengikatan bibit sebaiknya dilakukan di dalam air, namun apabila dilakukan dipermukaan air jangan terlalu lama (maksimal 20 menit).
  • Pada pengikatan, bibit diikat dengan seerat mungkin dengan menggunakan tali pancing atau klem plastik.

Jumat, 18 Mei 2012

REKLAMASI PANTAI DAN DAMPAKNYA TERHADAP WILAYAH PESISIR

Pendahuluan
Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya dilatarbelakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia, khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk pembangunan semakin sempit. Pertumbuhan penduduk dengan segala aktivitasnya tidak bisa dilepaskan dengan masalah kebutuhan lahan. Pembangunan yang ditujukan untuk menyejahterakan rakyat yang lapar lahan telah mengantar pada perluasan wilayah yang tak terbantahkan.


Hal ini menyebabkan manusia memikirkan untuk mencari lahan baru, terutama daerah strategis dimana terjadi aktifitas perekonomian yang padat seperti pelabuhan, bandar udara atau kawasan komersial lainnya, dimana lahan eksisting yang terbatas luasan dan kondisinya harus dijadikan dan diubah menjadi lahan yang produktif untuk jasa dan kegiatan perkotaan.


Pembangunan kawasan komersial jelas akan mendatangkan banyak keuntungan ekonomi bagi wilayah tersebut. Asumsi yang digunakan disini adalah semakin banyak kawasan komersial yang dibangun maka dengan sendirinya juga akan menambah pendapatan asli daerah (PAD). Reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pantai, pengembangan wisata bahari, dan lain-lain. Namun harus diingat pula bahwa bagaimanapun juga reklamasi adalah bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis sehingga akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai, dan berpotensi gangguan lingkungan.


Undang-undang no. 27 tahun 2007 pada pasal 34 menjelaskan bahwa hanya dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang diperoleh lebih besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya. Namun demikian, pelaksanaan reklamasi juga wajib menjaga dan memperhatikan beberapa hal seperti a) keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat; b) keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan pesisir; serta c) persyaratan teknis pengambilan, pengerukan dan penimbunan material.


Prinsip Perencanaan Reklamasi Pantai


Pada dasarnya kegiatan reklamasi pantai tidak dianjurkan namun dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan berikut:
- Merupakan kebutuhan pengembangan kawasan budi daya yang telah ada di sisi daratan;
- Merupakan bagian wilayah dari kawasan perkotaan yang cukup padat dan membutuhkan pengembangan wilayah daratan untuk mengakomodasikan kebutuhan yang ada;
- Berada di luar kawasan hutan bakau yang merupakan bagian dari kawasan lindung atau taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa;
- Bukan merupakan kawasan yang berbatasan atau dijadikan acuan batas wilayah dengan daerah/negara lain.


Terhadap kawasan reklamasi pantai yang sudah memenuhi ketentuan di atas, terutama yang memiliki skala besar atau yang mengalami perubahan bentang alam secara signifikan perlu disusun rencana detil tata ruang (RDTR) kawasan. Penyusunan RDTR kawasan reklamasi pantai ini dapat dilakukan bila sudah memenuhi persyaratan administratif seperti a) Memiliki RTRW yang sudah ditetapkan dengan Perda yang mendeliniasi kawasan reklamasi pantai; b) Lokasi reklamasi sudah ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, baik yang akan direklamasi maupun yang sudah direklamasi; c) Sudah ada studi kelayakan tentang pengembangan kawasan reklamasi pantai atau kajian/kelayakan properti (studi investasi); dan d) Sudah ada studi AMDAL kawasan maupun regional.


Rencana detil tata ruang kawasan reklamasi pantai meliputi rencana struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang di kawasan reklamasi pantai antara lain meliputi jaringan jalan, jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan listrik, jaringan telepon. Pola ruang di kawasan reklamasi pantai secara umum meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya. Kawasan lindung yang dimaksud dalam pedoman ini adalah ruang terbuka hijau. Kawasan budi daya meliputi kawasan peruntukan permukiman, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan pendidikan, kawasan pelabuhan laut/penyeberangan, kawasan bandar udara, dan kawasan campuran.


Tata ruang kawasan reklamasi pantai harus memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan budaya di kawasan reklamasi. Reklamasi pantai memberi dampak peralihan pada pola kegiatan sosial, budaya dan ekonomi maupun habitat ruang perairan masyarakat sebelum direklamasi.Perubahan terjadi harus menyesuaikan 1) Peralihan fungsi kawasan dan pola ruang kawasan; 2) Selanjutnya, perubahan di atas berimplikasi pada perubahan ketersediaan jenis lapangan kerja baru dan bentuk keragaman/diversifikasi usaha baru yang ditawarkan. Aspek sosial, budaya, wisata dan ekonomi yang diakumulasi dalam jaringan sosial, budaya, pariwisata, dan ekonomi kawasan reklamasi pantai memanfaatkan ruang perairan/pantai.


Permasalahan dan Dampak Reklamasi Pantai


Dampak lingkungan hidup yang sudah jelas nampak di depan mata akibat proyek reklamasi itu adalah kehancuran ekosistem berupa hilangnya keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati yang diperkirakan akan punah akibat proyek reklamasi itu antara lain berupa hilangnya berbagai spesies mangrove, punahnya spesies ikan, kerang, kepiting, burung dan berbagai keanekaragaman hayati lainnya.


Dampak lingkungan lainnya dari proyek reklamasi pantai adalah meningkatkan potensi banjir. Hal itu dikarenakan proyek tersebut dapat mengubah bentang alam (geomorfologi) dan aliran air (hidrologi) di kawasan reklamasi tersebut. Perubahan itu antara lain berupa tingkat kelandaian, komposisi sedimen sungai, pola pasang surut, pola arus laut sepanjang pantai dan merusak kawasan tata air. Potensi banjir akibat proyek reklamasi itu akan semakin meningkat bila dikaitkan dengan adanya kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pemanasan global.


Sementara itu, secara sosial rencana reklamasi pantai dipastikan juga dapat menyebabkan nelayan tradisional tergusur dari sumber-sumber kehidupannya. Penggusuran itu dilakukan karena kawasan komersial yang akan dibangun mensyaratkan pantai sekitarnya bersih dari berbagai fasilitas penangkapan ikan milik nelayan.


Studi Kasus Reklamasi Kota Manado
             Adanya reklamasi pantai di Kota Manado yang dikembangkan sebagai kawasan fungsional dengan pola super blok dan mengarah pada terbentuknya Central Business District (CBD), mengakibatkan adanya perubahan wajah kota pada daerah pesisir pantai. Pertumbuhan dan perkembangan Kota Manado menjadi lebih condong ke arah pantai/laut sebingga Kawasan Boulevard lebih terbuka dan menjadi salah satu bagian depan kota yang berorientasi ke laut. Hal ini menyebabkan aktivitas masyarakat banyak terserap pada kawasan tersebut, baik untuk menikmati keindahan pantai ataupun dimanfaatkan oleh sektor informal untuk mencari nafkah. Kondisi seperti yang disebutkan di atas membawa pengaruh terhadap keberadaan ruang publik di Kawasan Boulevard.
            Pengembangan wilayah reklamasi di sekitar kawasan tersebut memperlihatkan gejala mulai hilangnya ruang publik yang ada. Akses masyarakat terhadap view pantai dan pesisirnya mulai berkurang seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan di wilayah tersebut.
Dampak reklamasi di pesisir pantai Kawasan Boulevard telah mengakibatkan berkurangnya aksesibilitas ruang publik, ketidakberlanjutan fungsi ruang publik, terciptanya pola penataan ruang publik yang tidak memberikan keleluasaan akses bagi masyarakat dan munculnya pola penguasaan ruang publik yang tertutup dan berkesan private-domain.
            Strategi pengelolaan ruang publik di Kawasan Boulevard akibat dampak reklamasi dilakukan dengan pendekatan yaitu, (i) teknis, berupa peralihan fungsi ruang publik, penataan koridor pesisir pantai akibat reklamasi dan penataan alokasi ruang bagi sektor informal, (ii) regulasi, berupa penerapan kebijakan pemanfaatan ruang publik dan penerapan sangsi yang tegas, (iii) kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat, berupa peningkatan peran seluruh stakeholders dan penerapan kebijakan insentif - disinsentif.


Studi Kasus Reklamasi Teluk Lampung
             Reklamasi pantai yang dilaksanakan pada awal tahun 1980-an dan berlangsung sampai sekarang telah berdampak negatif langsung terhadap nelayan yang wilayah usahanya pada laut dangkal (Sukaraja) maupun nelayan di Dusun Cangkeng –Kotakarang.
            Dampak yang dirasakan oleh nelayan laut dangkal hilangnya beberapa jenis ikan tangkapan seperti rebun, teri, dan kerapan, semakin jauhnya wilayah tangkapan, terumbu karang tersedimentasi oleh lumpur, dan usaha menangkap ikan dengan bubu tidak dapat dilakukan lagi. Akibat dari hal tersebut menurunkan hasil tangkap nelayan yang akhirnya berdampak terhadap kesejahteraan nelayan.


Studi Kasus Reklamasi Jakarta
             Dalam Perda Nomor 1 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2007-2012, terutama dalam implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jakarta, khususnya di Jakarta Utara direncanakan pengembangan reklamasi Pantura Jakarta. Proyek itu dimaksudkan selain untuk memperbaiki kualitas lingkungan juga untuk pusat niaga dan jasa skala internasional, perumahan, dan pariwisata.
            Namun, harus disadari pula bahwa reklamasi pantura Jakarta bukan hanya sekadar mengeruk, kemudian memunculkan daratan baru atau untuk kepentingan komersial semata. Lebih dari itu, yang harus dipikirkan bagaimana dampak ekologis kawasan pantai dengan reklamasi tersebut. Contoh saja ketika Pantai Indah Kapuk dibangun, yang terjadi kemudian adalah akses jalan tol ke bandara tergenang air sehingga banjir. Lalu, saat PT Mandara Permai membangun Perumahan Pantai Mutiara di Muara Karang, PLTU Muara Karang pun terganggu. Padahal, pasokan listrik untuk Jakarta dan sekitarnya berasal dari PLTU Muara Karang, Jakarta Utara.


Studi Kasus Reklamasi Donggala
            Reklamasi pantai yang dilakukan sebagai aktifitas proyek jalan lingkar kota Donggala, Saat ini telah menyebabkan pohon-pohon mangrove yang tumbuh di kawasan ini menjadi rusak, batu-batu karang yang biasanya terlihat di pinggir pantai pun sudah tidak tampak lagi, yang terlihat hanyalah tumpukan tanah kapur hasil reklamasi, yang sebahagiannya telah diratakan.
            Karenanya, ditengah perdebatan dan pertentangan terhadap proyek reklamasi Pantai Donggala, diperlukan kebesaran hati dari pengambil kebijakan untuk mengevaluasi pelaksanaan proyek ini sembari membuka ruang dialog dengan berbagai pihak, DPRD, Perguruan Tinggi, LSM, serta masyarakat, untuk duduk bersama guna menimbang untung-rugi proyek ini, apabila benar menguntungkan dan dilaksanakan dengan komitmen dan kesungguhan maka kegiatan ini perlu diteruskan. Sebaliknya bila merugikan maka aktifitas ini harus dihentikan.
            Dengan kata lain Pemerintah Kabupaten Donggala dituntut untuk dapat berkomunikasi, berkonsultasi dan bernegosiasi dengan publik. Hanya dengan jalan ini maka pembangunan yang dilaksanakan akan benar-benar dapat diterima semua pihak dan memberikan keuntungan bagi lingkungan hidup dan masyarakat Donggala.


Menyikapi Reklamasi Pesisir dengan Paradigma Baru


Di satu sisi reklamasi mempunyai dampak positif sebagai daerah pemekaran kawasan dari lahan yang semula tidak berguna menjadi daerah bernilai ekonomis tinggi. Dan di sisi lain jika tidak diperhitungkan dengan matang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Di sinilah diperlukan kepedulian dan kerja sama sinergis dari semua komponen stakeholders.


Reklamasi khususnya reklamasi pantai masih diperlukan selama dilakukan dengan kajian yang komprehensif. Simulasi prediksi perubahan pola arus hidrodinamika laut secara teknis dapat dilakukan dengan model fisik (laboratorium) atau model matematik. Dari pemodelan ini dapat diperkirakan dampak negatif yang terjadi dan cara penanggulangannya.


Reklamasi ditinjau dari sudut pengelolaan daerah pantai, harus diarahkan pada tujuan utama pemenuhan kebutuhan lahan baru karena kurangnya ketersediaan lahan darat. Usaha reklamasi janganlah semata-mata ditujukan untuk mendapatkan lahan dengan tujuan komersial belaka. Reklamasi di sekitar kawasan pantai dan di lepas pantai dapat dilaksanakan dengan terlebih dahulu diperhitungkan kelayakannya secara transparan dan ilmiah (bukan pesanan) terhadap seberapa besar kerusakan lingkungan yang diakibatkannya. Dengan kerja sama yang sinergis antara Pemerintah dan jajarannya, DPRD, Perguruan Tinggi, LSM, serta masyarakat maka keputusan yang manis dan melegakan dapat diambil. Jika memang berdampak positif maka reklamasi dapat dilaksanakan, namun sebaliknya jika negatif tidak perlu direncanakan.


Dari semua itu, yang lebih penting adalah adanya perubahan attitude dari masyarakat dan Pemerintah. Pelaksanaan aturan hukum harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.
Berbagai biaya sosial dan lingkungan hidup itu seharusnya juga diperhitungkan dalam perencanaan reklamasi. Namun, sayangnya terdapat paradigma yang memosisikan suatu kota sebagai kota multifungsi, dimana diharapkan mampu mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan warganya. Padahal paradigma itu telah terbukti gagal total dalam implementasinya di lapangan. Berbagai permasalahan sosial dan lingkungan hidup dapat timbul dan sulit dipecahkan di daerah reklamasi saat ini justru disebabkan oleh paradigma tersebut.


Perencanaan reklamasi sudah seharusnya diselaraskan dengan rencana tata ruang kota. Tata ruang kota yang baru nantinya harus memerhatikan kemampuan daya dukung sosial dan ekologi bagi pengembangan Kota. Daya dukung sosial dan ekologi tidak dapat secara terus-menerus dipaksakan untuk mempertahankan kota sebagai pusat kegiatan ekonomi dan politik. Fungsi kota sebagi pusat perdagangan, jasa dan industri harus secara bertahap dipisahkan dari fungsi kota ini sebagai pusat pemerintahan.


Proyek reklamasi di sekitar kawasan pantai seharusnya terlebih dahulu diperhitungkan kelayakannya secara transparan dan ilmiah melalui sebuah kajian tekhnis terhadap seberapa besar kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkannya lalu disampaikan secara terbuka kepada publik. Penting diingat reklamasi adalah bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dan dinamis, hal ini tentunya akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi, sedimentasi pantai, serta kerusakan biota laut dan sebagainya.


Sebuah ekosistem pantai yang sudah lama terbentuk dan tertata sebagaimana mestinya dapat hancur atau hilang akibat adanya reklamasi. Akibatnya adalah kerusakan wilayah pantai dan laut yang pada akhirnya akan berimbas pada ekonomi nelayan. Matinya biota laut dapat membuat ikan yang dulunya mempunyai sumber pangan menjadi lebih sedikit sehingga ikan tersebut akan melakukan migrasi ke daerah lain atau kearah laut yang lebih dalam, hal ini tentu saja akan mempengaruhi pendapatan para nelayan setempat.


Bukan itu saja, sudah mejadi hukum alam, kegiatan mereklamasi pantai akan menyebabkan penaikan masa air dan memicu terjadinya abrasi yang secara perlahan-lahan akan menggeser dan menenggelamkan kawasan sepanjang pantai bukan hanya di kawasan dimana reklamasi itu dilakukan, namun juga dikawasan lain yang dalam satu kesatuan ekosistim alamiahnya, saat ini di beberapa kawasan, air pasang yang naik bahkan telah memasuki kawasan pemukiman.


Selain problem lingkungan dan sosial ekonomi, maka permasalahan yuridis juga perlu mendapatkan perhatian. Kajian terhadap landasan hukum rencana reklamasi, pelaksanaan, serta peruntukannya perlu dipertimbangkan. Ada banyak produk hukum yang mengatur tentang reklamasi mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Kepres, Permen hingga Peraturan Daerah, yang menjadi persoalan adalah konsistensi penerapan dan penegakan aturan.


Kesimpulan
Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
- Kegiatan reklamasi dapat menimbulkan keuntungan maupun dampak secara sosial, ekonomi dan lingkungan.
- Kegiatan reklamasi dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang diperoleh lebih besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya, serta memperhatikan dan menjaga kehidupan masyarakat serta kelestarian lingkungan.
- Beberapa kasus yang terjadi menunjukkan bahwa implementasi kegiatan reklamasi di lapangan seringkali tidak sesuai dengan perencanaannya sehingga mengakibatkan kerusakan secara sosial, ekonomi maupun lingkungan, sehingga menimbulkan resistensi dari masyarakat.
- Diperlukan koordinasi dan komunikasi yang sinergis dari segenap stakeholders dalam kegiatan reklamasi sehingga prinsip-prinsip reklamasi dapat berjalan dengan baik.


Daftar Referensi
[1] UU no. 27 tahun 2007
[2] Dampak Reklamasi Pantai Terhadap Kondisi Ekonomi-Sosial Nelayan Di Teluk Lampung, www.blog.unila.ac.id
[3] Menimbang Reklamasi Pantai Donggala, Harian Mercusuar 16 November 2009 dalam www.ediwicak.co.cc
[4] www.tempointeraktif.com
[5] Reklamasi Pantura Jakarta, Berkah atau Bencana?? www.sinarharapan.co.id/berita/0904/20/jab05.html 
[6] http://darius-arkwright.blogspot.com/2010/04/pendahuluan-reklamasi-adalah-suatu.html

Kamis, 17 Mei 2012

BJ III Exploration...


“BARUNA JAYA III MENYAPA TANAH RENCONG”
Oleh: Samsul Bahri


Sepertinya sangat lama sekali kapal riset kebanggaan bangsa Indonesia ini tidak berlabuh di tanah rencong, berdasarkan informasi yang saya rangkum, terakhir kali kapal ini merapat ke perairan aceh adalah 2008 silam, dan kini pada hari rabu, 16 Mei 2012 kemarin kapal ini mengundang banyak pengunjung yang ingin melihat-lihat kapal kebanggaan bangsa Indonesia ini.


Pic: KR BARUNA JAYA III di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar.

Kapal tempahan perancis ini mampu melaju hingga kecepatan 12 knot dengan kecepatan maksimal perairan stabil, namun seiring dengan usianya yang makin menua kecepatan kapal ini lambat laun sudah berkurang termakan oleh waktu, namun ketangguhan dan kegigihan kapal ini masih produktif seperti masa keemasannya.

Kapal ini mampu menampung anggota kapal hingga 50 orang dengan fasilitas ruang yang sangat dinamis, terdiri dari ruang navigasi, kamar anggota kru, ruang rapat, ruang kerja, ruang bersantai, dan masi banyak lagi fasilitas yang dimiliki kapal riset ke III Indonesia ini.


Pic: Mahasiswa JIK (Pengunjung) mendengarkan penjelasan tentang Kapal BARUNA JAYA III yang di sampaikan oleh Bapak Ihsan Budi, kepala Tim Regu Penelitian BARUNA JAYA III.

Kapal ini di beli Indonesia dari perancis dan mulai di operasikan pada tahun 1989, dan sejak saat itu kapal riset yang khusus mengamati Kondisi Geologi laut ini telah memulai perjalanannya di sepanjang perairan Indonesia, Pak Bambang sebagai kepala regu pertama kapal ini menyampaikan bahwa kemampuan dan daya tahan kapal ini tak tertelan usia, terbukti bahwa setiap tahunnya kapal ini mampu melakukan survei hingga 10 kali, dan hal tersebut menjadikan kapal ini sangat produktif dalam pelaksaan fungsinya sebagai kapal riset kebanggaan bangsa Indonesia.

Baruna jaya III sendiri telah di lengkapi banyak instrumen penelitian samudra mulai dari skala kecil hingga skala besar, seperti Echosounder multi beam yang mampu memberikan display kedalaman pada waktu yang sama hingga kedalaman 1500 Km, tak hanya itu kapal ini juga memiliki sejumlah instrumen navigasi yang dapat memberikan informasi kedalaman, sera seluruh ruta yang telah di lalui, dan juga banyak lagi informasi yang di peroleh dan dapat di tampilkan secara realtime, sehingga navigator dapat dengan mudah menentukan arah tujuan kapal, melihat rute agar sesuai dengan rencana awal, dan juga dapat memetakan lokasi-lokasi yan telah di laluinya.

Saat ini setidaknya Indonesia telah memiliki 4 jenis kapal riset yang masing-masing memeiliki visi dan misi tersendiri, yakni BARUNA JAYA I yang fokus menangani survei terkait pemetaan wilayah-wilayah Indonesia, BARUNA JAYA II yang fokus menangani bidang seismic, BARUNA JAYA III yang fokus menangani geologi topografi dan batimetri, serta BARUNA JAYA IV yang menangani survei ekosistem laut Indonesia.


Pic: BARUNA JAYA IV, Kapal riset tercanggih yang dimiliki NKRI

baruna jaya sendiri telah melibatkan banyak kalangan dalam proses aktifitasnya, mulai dari kalangan penelitian, mahasiswa, serta pelajar yang ingin merasakan bagaimana hiu malaka ini beraksi. Berdasarkan informasi yang saya dapat, banyak kalangan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang mengirimkan proposal dan surat untuk dapat melakukan penelitian bersama kapal ini, namun tidak semua kesempatan berlayar mereka dapatkan dikarenakan banyaknya jumlah mahasiswa yang mendaftar dan kuota yang di terima.


Pic: salah seorang kru kapal bagian navigasi BARUNA JAYA III berpose bersama mahasiswa Ilmu Kelautan UNSYIAH di ruang kemudi kapal.

Pic: Mahasiswa ilmu Kelautan UNSYIAH 2008 berfoto bersama di depan pelabuhan tempat dimana BARUNA JAYA III di sandarkan.